Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Padatnya Penduduk Indonesia

Rabu, 19 Juni 2013




Indonesia merupakan salah satu negara terpadat di dunia yang mempunyai penduduk yang sangat banyak. Kepadatan penduduk semakin meningkat di beberapa kota besar negara Indonesia terutama di ibukota negara Indonesia yaitu jakarta yang memang adalah kota terpadat di Indonesia. Jakarta merupakan ibu kota indonesia  yang banyak menarik pendatang dari dalam negeri maupun luar negeri. Jakarta pun merupakan pusat pemerintahan, pusat bisnis dan keuangan. Tak heran jika kota ini terpadat karena banyaknya transmigran yang bertransmigrasi ke kota ini. Banyak suku-suku yang mendiami kota ini antara lain : Jawa, Sunda, Minang, Batak dan Bugis. 
Berikut info yang memaparkan bahwa Jakarta termasuk kota terpadat di dunia yang saya kutip melalui vivanews.com : 

" VIVAnews - Jakarta menjadi kota megapolitan terpadat urutan keenam dunia versi majalahTIME dengan jumlah penduduk mencapai 18,19 juta jiwa. Posisi pertama diduduki Tokyo dengan 32,5 juta penduduk.
Dalam artikelnya yang dimuat Rabu 26 Oktober 2011, Tokyo disebut-sebut sebagai kawasan urban terpadat di dunia. Namun, dengan status lainnya sebagai kota termakmur di dunia, ibukota Jepang itu mampu mengakomodasi kehidupan seluruh warganya, baik warga asli maupun pendatang.

Sementara itu, TIME menyebut Jakarta sebagai salah satu kota terpenting di Asia Tenggara pada abad 21 dengan problem kemacetan yang sangat parah.
"Jakarta adalah kota metropolitan yang dipenuhi pendatang dari berbagai pulau di Indonesia. Namun, tata kota dan pembangunan yang buruk menyebabkan kota ini kerap digenangi banjir besar," tulis TIME.

Sementara itu, Ibukota Filipina, Manila, menduduki posisi terakhir dalam daftar dengan jumlah penduduk 16,3 juta jiwa. Kota yang dijuluki Mutiara Oriental ini memiliki masalah yang hampir serupa dengan Jakarta, yaitu urbanisasi cepat yang tidak mampu diatasi manajemen kota yang buruk.
Selain buruknya tata kota, masalah yang dihadapi kota-kota besar ini adalah polusi, kemiskinan, membeludaknya jumlah penduduk, dan tingginya biaya hidup. Berikut daftar 10 kota megapolitan terbesar di dunia menurut majalah TIME:

1. Tokyo: 32,5 juta penduduk
2. Seoul: 20,6 juta penduduk
3. Mexico City: 20,5 juta penduduk
4. New York City: 19,8 juta penduduk
5. Mumbai: 19,2 juta pendudukru
6. Jakarta: 18,9 juta penduduk
7. Sao Paulo: 18,8 juta penduduk
8. Delhi: 18,6 juta penduduk
9. Shanghai: 16,7 juta penduduk
10. Manila: 16,3 juta penduduk
      Semakin bertambahnya pendatang maka kepadatan penduduk pun semakin meningkat, kepadatan penduduk jelas menjadi inti masalah dari keadaan penduduk yang menjadi masalah sosial di kota-kota besar, berikut beberapa masalah yang timbul akibat kepadatan penduduk yang tidak terkendali oleh pemerintah : 
1.Sifat konsumtif
2.Kekumuhan kota
3.Kemacetan Lalu lintas
4.Kriminalitas tinggi
5.Struktur kota berantakan
6.Banjir
7.Terjadinya kemerosotan kota
8.Pengembangan industri yang menghasilkan limbah
9.Pelebaran kota dengan tata yang tidak baik
10.Melonjaknya sektor informal 

Khawatir Dalam Menuntut Ilmu



Kali ini saya akan membahas masalah sosial yang sudah seharusnya diperhatikan oleh pemerintah karena disini masalah yang akan dilihat adalah permasalahan yang sangat mengkhawatirkan apalagi di negeri ini yang seharusnya kejadian seperti ini tidak sepatutnya terjadi kembali. Dibawah ini saya memberikan contoh permasalahan yang sedang terjadi yaitu mengenai potret pendidikan yang memprihatinkan. Bayangkan saja bagaimana tidak mengkhawatirkan sekaligus prihatin jika sekolah yang nyaris ambruk dan bangunannya yang sudah rusak masih dipakai sedangkan jumlah murid yang belajar pun tak sedikit apabila sekolah itu ambruk yang ada hanya akan membuat banyak korban. bagaimana bisa belajar dengan baik jika mereka disini malah belajar dengan suasana khawatir. Apalagi ini merupakan sekolah negeri yang sudah seharusnya diperhatikan oleh pemerintah.karena disini keselamatan siswa seharusnya diperhatikan. pemda pun tak kunjung bertindak. inilah masalah yang sampai saat ini masih saja ada dalam hal fasilitas pendidikan seharusnya ini merupakan bagian penting permasalahan yang harus diselesaikan karena menyangkut penerus bangsa yang seharusnya dipersiapkan sejak dini untuk belajar dengan baik dan nyaman. Berikut ini adalah kutipannya.

"Liputan6.com, Bima: Anak-anak Sekolah Dasar Negeri 9 Sila di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, belajar di ruangan yang separuhnya sudah robohh dan bisa saja ambruk sewaktu-waktu. Para siswa menempati ruangan itu terbatasnya ruang kelas. Dari 375 siswa, sekolah hanya mempunyai enam ruang belajar ditambah satu ruang yang nyaris roboh tersebut. Para guru kerap memulai pelajaran dengan terlebih dahulu memperingati siswa agar menyelamatkan diri jika terjadi gempa atau ruang kelas tersebut rubuh sewaktu-waktu. Meski para guru kerap memberi peringatan, tentu saja keselamatan para siswa masih terancam jika ruang kelas ini runtuh mendadak. Hal yang sama terjadi di Semarang, Jawa Tengah. Ratusan siswa SDN Sruwen 2 di Kecamatan Tengaran belajar di bawah bangunan rusak yang telah disangga dengan bambu. Tak jarang para siswa tertimpa pecahan plafon hingga terluka. Meski kondisi sekolah sangat memprihatinkan, para siswa tetap semangat. Pihak sekolah sudah beberapa kali mengajukan bantuan ke pemerintah. Namun hingga kini belum ada renovasi. Kondisi terparah berada di kelas dua dan kelas satu. Pihak sekolah terpaksa menambah tiang penyangga dari bambu. Para siswa mengaku khawatir apabila rangka penyangga plafon sewaktu-waktu roboh. Hampir semua ruang kelas mengalami kerusakan. Berbagai cara dilakukan pihak sekolah termasuk mengajukan proposal bantuan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang. Namun hasilnya nihil. Selain mengalami kerusakan, Sekolah Dasar Negeri 2 Sruwen juga masih kekurangan kelas. Kelas dua masih menjadi satu dengan ruang unit kegiatan sekolah.

Usia Produktif vs Lapangan Kerja




Masalah sosial dalam tulisan kali ini lebih mengarah kepada penyebab terjadinya kemiskinan yang terjadi di indonesia yaitu salah satu penyebabnya karena tidak seimbangnya lapangan kerja dengan warga usia produktif. Ini merupakan masalah sosial yang umum terjadi di indonesia. Indonesia merupakan negara yang padat penduduk, dalam peringkat kepadatan penduduk di dunia Indonesia mencapai posisi ke-4 yang penduduknya mencapai 241.452.952 sedangkan posisi ke-3 yaitu negara amerika serikat dan ke-5 adalah negara brasil yang tercatat pada tanggal 21 oktober 2011 lalu. Indonesia dipandang sebagai negara yang sopan “Gemah Ripah Loh Jinawi,” peribahasa yang sudah sering kita dengar untuk menggambarkan negeri kita yang tercinta ini. banyak kekayaan yang berada di indonesia yaitu adanya Hutan tropis dan tanah yang subur membentang luas bahkan beberapa menyebutnya Zamrud Khatulistiwa. Hasil lautnya-pun kaya, bukan hanya itu, Indonesia juga diwarnai dengan adat istiadat dan kebudayaan yang kaya. Ada Ratusan ribu warisan peninggalan leluhur yang ditinggalkan untuk kita sayangnya negara ini belum mampu menjaga dan memanfaatkannya dengan baik. kekayaan indonesia sudah banyak terlihat di negara ini namun sayangnya indonesia ini belum merasakan kesejahteraan yang merata berarti indonesia ini belum menjadi negara yang sejahtera. salah satu faktornya yaitu karena penduduk indonesia masih banyak yang menganggur, lapangan kerja dengan warga yang usianya sudah produktif untuk bekerja tidak seimbang. bagaimana negara ini akan sejahtera jika masih banyak pengangguran? persoalan ini pun merupakan penyebab masih banyaknya rakyat miskin di negara ini akibat masih banyaknya orang-orang yang belum mempunyai penghasilan.
berikut merupakan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tidak seimbangnya antara lapangan kerja dengan warga usia produktif yaitu :
=> Kepadatan penduduk
  Dengan semakin banyaknya penduduk di indonesia maka semakin banyak pula                  
  pengangguran yang bertambah. 
=> Lapangan kerja yang terbatas 
  Karena lapangan kerja yang tidak seimbang dengan banyaknya pengangguran. 
=> Pendidikan yang rendah Ini merupakan akibat dari kemiskinan yang membuat anak-anak
  bangsa masih saja ada yang pendidikannya masih rendah sedangkan yang banyak   
  dibutuhkan adalah lulusan-lulusan tingkat tinggi seperti d3/s1 sangat jauh dengan lulusan 
  yang hanya dapat lulus sampai SD.
=> Perusahaan yang menerapkan sistem pegawai  
  kontrak (outsourcing) Adanya sistem kontrak pada perusahaan membuat pegawai yang    
  telah habis kontrak kembali menganggur.
=> Angkatan kerja yang tidak memenuhi    
  persyaratan dunia kerja Persyaratan yang ditetapkan oleh dunia kerja tidak sesuai atau 
  pekerja tersebut kurang kompeten.

Kualitas Penduduk Yang Semakin Menurun

Selasa, 18 Juni 2013




Masalah kependudukan Indonesia dalam hal kualitas adalah masalah kependudukan dalam hal mutu kehidupan dan kemampuan sumber daya manusianya. Di Indonesia, masalah kualitas penduduk yang terjadi, antara lain, dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat pendidikan dan kualitas sumber daya manusia, rendahnya taraf kesehatan sehingga kesemuanya itu pada akhirnya mengarah pada rendahnya pendapatan perkapita masyarakatnya. Masalah-maslah yang menyebabkan menurunnya kualitas penduduk Indonesia:
a. Masalah Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator kualitas penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Secara umum, tingkat pendidikan penduduk Indonesia masih tergolong relatif rendah. Akan tetapi, tingkat pendidikan masyarakat tersebut senantiasa diupayakan untuk selalu ditingkatkan dari tahun ke tahun. Contohnya pada zaman sekarang banyak anak tidak bersekolah bahkan banyak anak yang lebih memilih bekerja dari pada bersekolah. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap pendidikan. Dan juga kurangnya kesadaran untuk bersekolah.
b . Masalah Kesehatan
Tingkat kesehatan merupakan salah satu indikator kualitas penduduk suatu negara. Dalam hal ini, tingkat kesehatan dapat diindikasikan dari angka kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan, ketercukupan gizi makanan, dan usia harapan hidup.

c . Rendahnya Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita adalah banyaknya pendapatan kotor nasional dalam satu tahun dibagi jumlah penduduk. Pendapatan perkapita mencerminkan tingkat kemakmuran suatu negara. Pendapatan perkapita negara Indonesia masih tergolong rendah, data tahun 2002 menyebutkan pendapatan perkapita Indonesia mencapai 2.800 dollar Amerika Serikat. Di antara negara-negara anggota ASEAN saja, Indonesia menempati urutan keenam setelah Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Keadaan ini menggambarkan bahwa tingkat kehidupan masyarakat Indonesia masih didominasi masyarakat miskin atau masyarakat prasejahtera dengan tingkat penghasilan yang relatif rendah. Kondisi semacam ini dapat disebabkan keadaan sumber daya alam yang tidak merata di tiap daerah, ataupun karena ketidakseimbangan sumber daya manusia yang ada di tiap daerah.
Dengan jumlah penduduk yang besar tanpa ada peningkatan kualitas penduduk maka ini akan menimbulkan masalah besar dalam negara dan akhirnya menjadi beban di kemudian hari. Kualitas penduduk Indonesia masih jauh dari apa yang kita harapkan. Tidak seperti negara-negara lain yang kuliatas penduduknya mulai meningkat.
Kualitas penduduk Indonesia sekarang ini sangat memprihatinkan. Pada tahun 1996 Indonesia menempati urutan ke 102 untuk kualitas penduduknya. Tetapi tidak menunjukkan peningkatan di tahun berikutnya, karena pada tahun 200, Indonesia malah melorot ke urutan 109. Ini menunjukkan betapa parahnya kualitas penduduk di Indonesia yang notabene mempunyai sumber daya yang sangat melimpah ruah.
Solusi yang tepat untuk mengatasi kualitas penduduk adalah dengan program Keluarga Berencana (KB). Dengan program ini maka akan menekan angka kelahiran. Dengan demikian maka Pemerintah akan fokus untuk meningkat sumber daya manusia. Seharusnya pemerintah harus lebih memperkenalkan program KB ke masyarakat agar masyarakat mau menjalankan program ini.

Dampak Permasalahan Penduduk



A.    PERMASLAHAN PENDUDUK INDONESIA

1.    Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif
a.    Jumlah Penduduk Besar
Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan pembangunan karena menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah penduduk yang besar:
1)     Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.
2)     Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk
besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
1)     Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.
2)    Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.
b.    Pertumbuhan Penduduk Cepat
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971 pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000 sebesar 1,6% pertahun. Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil.Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.
Dua tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu:
a.    Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi
kemampuan peningkatan produksi.
b.    Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera
c.    Persebaran Penduduk Tidak Merata
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi (km2).
Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena
kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.
2.     Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif
a.    Tingkat Kesehatan Penduduk yang rendah
Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat:
1)Angka Kematian
2)Angka Harapan Hidup
Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang pendapatannya tinggi  dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi standar kesehatan.
b.    Tingkat Pendidikan yang Rendah
Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan demikian tentu sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain (keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan  berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakuka oleh pemerintah membawa dampak positif yang  signifikan  terhadap kesejahteraan penduduk.
c.    Tingkat Kemakmuran yang Rendah
Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB. Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Banyak negara yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Mengapa banyak penduduk Indonesia yang hidup miskin?

B.    DAMPAK PERMASALAHAN PENDUDUK TERHADAP PEMBANGUNAN

Penduduk adalah objek dan subyek pembangunan. Sebagai objek, penduduk adalah sasaran pembangunan. Sebagai subyek, penduduk adalah pelaku pembangunan. Peranan penduduk sebagai subyek menentukan arah dan keberhasilan pembangunan. Potensi dan tantangan pembangunan ditentukan oleh keadaan riil kependudukan dan sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu negara. Bagaimana potensi dan tantangan pembangunan di Indonesia? Kekayaan sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia sangat besar. Ini merupakan suatu potensi. Masalahnya adalah  sanggupkah penduduk Indonesia mengeksploitasi dan mengelola sumber daya alam yang melimpah itu?  Fakta menunjukkan bahwa eksploitasi sumber daya alam (penambangan) di Indonesia banyak dilakukan oleh perusahaan asing. Proyek-proyek pembangunan oleh pemerintah juga sering menggunakan bantuan (assistance)  perusahaan asing.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan modal dan teknologi yang dimiliki penduduk Indonesia. Penguasaan teknologi dan kepemilikan modal terkait dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) penduduk Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia ditunjukkan dengan GDP perkapita  yang relatif rendah. Kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia yang rendah merupakan penghambat pembangunan. Secara terperinci faktor kependudukan yang menghambat pembangunan adalah:
1.    Rendahnya kualitas SDM penduduk Indonesia
Salah satu indikator kemakmuran suatu negara adalah volume barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduknya. Untuk memproduksi barang dan jasa diperlukan penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan. Penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan terkait dengan kualitas SDM penduduk suatu negara. Jadi kualitas SDM merupakan faktor penentu kemakmuran. Apa yang dapat dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keterampilan dan ilmu pengetahuan?
2.    Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Penduduk merupakan potensi sekaligus beban pembangunan. Penduduk yang berkualitas (produktif) merupakan potensi/kekuatan pembangunan. Sedangkan penduduk dengan kualitas rendah (non produktif) merupakan beban pembangunan. Pertumbuhan penduduk bagi suatu negara dapat menjadi kekuatan sekaligus beban. Ini tergantung bagaimana kualitas penduduknya. Bagi Indonesia, pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan beban pembangunan. Mengapa? Jumlah penduduk Indonesi saat ini sudah cukup besar. Tetapi kualitas hidupnya (kemakmurannya) masih rendah.  Apabila pertumbuhan penduduk masih tetap tinggi, maka kualitas hidup (kemakmuran) akan semakin menurun.

C.    UPAYA-UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN

    Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah:
1.    Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga Berencana (KB).
2.    Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan:
    a.    Program Transmigrasi
    b.    Pembangunan lebih intensif di Kawasan Indonesia Timur.
3.    Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan:
    a.    Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
    b.    Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin
4.    Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan:
a.     Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua daerah di Indonesia.
b.    Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja
c.    Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan milik pemerintah
d.    Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja
e.    Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga- lembaga pemerintah
5.    Tingkat  pendapatan yang rendah diatasi dengan:
a.    Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA.
b.    Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja.
c.    Penyederhanaan birokrasi dalam   perizinan usaha. Pembangunan/menyediakan fasilitas umum (jalan, telepon) sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Indonesia Raya - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger